PTargetNusa.Com – Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster sadar betul potensi yang dimiliki oleh Pulau Bali. Selain kaya akan destinasi wisata yang berbasis alam, adat, agama, tradisi, seni dan budaya, Pulau Dewata memiliki kekuatan lain yang tak kalah hebat. Ya, hal itu adalah keberagaman antar-umat beragama yang merupaka potensi lain yang di miliki Pulau Seribu Pura.
Di Bali, antar-umat beragama hidup berdampingan. Bahkan tak jarang tradisi, kebiasaan, adat istiadat dan budaya yang dimiliki oleh masing-masing agama menjadi kekuatan maha dashyat ketika dikolaborasikan. Salah satunya disaksikan sendiri Wayan Koster di Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana.
Saat menggelar simakrama Selasa 17 April 2018 kemarin, ratusan warga yang hadir adalah umat Muslim dan Hindu di salah satu wilayah di Bumi Makepung tersebut. Bahkan, mereka menyajikan kesenian kolaborasi Muslim-Hindu yakni gamelan yang dipadukan dengan rebana. Hasilnya, sudah barang tentu apik dan sangat memukau.
Wayan Koster sadar betul akan potensi itu. Ia menegaskan kepada seluruh warga agar terus mengedepankan semangat kerukunan antar-umat beragama.
“Di Bali ini kita harus mengedepankan kerukunan hidup antar-umat beragama,” ajak Koster.
Ia tak ingin persinggungan Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan (SARA) terjadi di Bali. Sebaliknya, ia ingin persaudaraan antar-umat beragama terus dipupuk, dijalin dan dirawat dengan baik sebagai kekuatan yang dimiliki Bali.
“Tidak boleh berantem gara-gara SARA, apalagi bentrok antar-ormas. Tidak boleh. Meski Bali ini kecil, sedikit penduduknya, tapi bisa menggetarkan dunia,” papar Koster.
Maka dari itu, Wayan Koster ingin menjadikan Bali sebagai pilot project implementasi nilai-nilai Pancasila sesuai ajaran Bung Karno.
“Saya ingin menjadikan Bali sebagai proyek percontohan implementasi nilai-nilai Pancasila sesuai ajaran Bung karno,” tegas Koster.
Salah satunya persatuan, kesatuan dan toleransi antar-umat beragama harus dikedepankan.
“Harus menjaga persatuan dan kesatuan, penuh toleransi, hormat menghormati dalam menjalankan agama,” papar kandidat yang berpasangan dengan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati itu.
Calon gubernur yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu melanjutkan, diperlukan perlakuan yang adil antar-umat beragama yang ada di Bali. “Pengayoman, pembinaan dan perlindungan yang sama bagi antar-umat beragama harus dikedepankan. Ini komitmen kami, sungguh-sungguh menjaga Bali ini menjadi wilayah yang kuat, dibangun secara bersama-sama oleh semua masyarakatnya tanpa memandang SARA,” tegas Koster. (*)