Masyarakat Bali Gelar Do’a Bersama, Dihadiri Cagub Bali Nomer Urut 1

oleh -426 views

TargetNusa.Com – Komponen masyarakat Bali mengelar doa bersama di Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar, Selasa, 15 Mei 2018. Aksi spontanitas itu sebagai bentuk keprihatinan atas aksi terorisme bom bunuh diri yang menyerang tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya.

Komponen masyarakat Bali itu berasal dari lintas agama, organisasi kepemudaan, organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa. Di antaranya PHDI Provinsi Bali, DPW NU Provinsi Bali, PW Muhammadiyah Provinsi Bali, IKAWANGI Dewata, Gereja Protestan Provinsi Bali, Pemuda Muhammadiyah, DPD PA GMNI Bali, DPC GMNI Denpasar, Peradah, KMHDI, Taruna Merah Putih, Banteng Muda Indonesia (BMI), Baladika, Laskar Bali, DPD KNPI Bali dan BEM Universitas Warwadewa.

Hadir pula sejumlah tokoh masyarakat, seperti Wayan Koster, Ketua PHRI Provinsi Bali Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace).

Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana didampingi Ketua NU Provinsi Bali H. Abdul Aziz, Ketua PW Muhammadiyah Provinsi Bali H Aminullah, Ketua Gereja Protestan Provinsi Bali Bishop Nengah Suama mengungkapkan, mereka mewakili komponen masyarakat Bali merasa prihatin terhadap aksi terorisme yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tak berdosa, khususnya kaum perempuan dan anak-anak.

“Kami juga ikut berduka cita terhadap korban beserta keluarga. Kejadian (aksi terorisme) di Surabaya telah menyakiti seluruh Bangsa Indonesia,” ujarnya.

Pihaknya mendesak pemerintah untuk menuntaskan dan melenyapkan aksi terorisme di Tanah Air. Selain itu ia juga mengajak semua komponen bangsa khususnya masyarakat Bali untuk melawan segala aksi terorisme.

“Kami tidak takut, dan pemerintah juga tidak boleh takut. Karena kalau takut maka hancurlah kita semua dan bangsa ini,” tegasnya.

Menurutnya, tidak ada ajaran agama apapun di dunia ini yang membenarkan membunuh umat manusia tak berdosa. Jadi tegas dia, aksi terorisme tidak ada kaitannya sedikit pun dengan agama tertentu.

Masyarakat Bali yang sebagaian besar beragama Hindu, sejak zaman dahulu telah hidup secara harmonis dan berdampingan dengan masyarakat dari umat lain. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *