Menkop UKM Teten Masduki Dukung Kebijakan Spasial untuk Pemulihan Ekonomi Bali

oleh -377 views

TARGETNUSA.COM – Denpasar Bali |Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki mendukung kebijakan spasial untuk pemulihan ekonomi Bali yang terpuruk karena pandemi Covid-19.

Dukungan tersebut disampaikannya pada acara silaturahmi dan diskusi dengan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali/Bali Tourism Board. Diruang Pertemuan Kantor BTB Bali, Selasa (8/6/2021),

Menkop UKM menyampaikan bahwa Bali merupakan daerah yang punya posisi sangat strategis.

Dengan potensi pariwisata yang dimiliki, Bali telah memberi kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Bahkan, ia menyebut Bali adalah lokomotif pariwisata nasional.

“Kita semua wajib ikut bertanggung jawab dan berkolaborasi untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi Bali.” Tutur Teten Masduki.

Lebih lanjut kata Teten Masduki, Salah satu hal yang bisa dilakukan pemerintah adalah kebijakan spasial dalam bentuk fiscal kepada Daerah Bali agar pemulihannya bisa lebih dipercepat.

Terkait dengan upaya pemulihan Bali, Menkop UKM membaginya dalam tiga fase yaitu fase pandemi, survival dan transformasi.

Pada fase pandemi yang saat ini masih dihadapi masyarakat dunia, menurutnya Bali perlu melakukan kampanye besar-besaran tentang penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Saat ini kita perlu meyakinkan wisatawan bahwa mereka aman ketika berkunjung ke Bali, aman karena prokes diterapkan dengan baik. Prokesnya yang kita tonjolkan untuk meyakinkan, karena sampai saat ini negara manapun belum bisa memberi jaminan kalau Covid-19 itu sudah tidak ada,” urainya.

Menurut Teten Masduki sesungguhnya wisatawan domestik maupun manca negara sudah sangat rindu plesiran ke Pulau Dewata. Namun sebagian besar masih menahan diri karena belum yakin dengan penerapan prokes.

“Ini perlu kampanye secara terus menerus agar mereka yakin prokes telah diterapkan secara benar. Promosi seperti subsidi tiket atau diskon kamar hotel tidak efektif untuk saat ini,” imbuhnya.

Berikutnya masuk pada fase survival, Teten berpendapat perlunya perubahan strategi dari ‘Bali dikunjungi dunia’ menjadi ‘Bali mengunjungi dunia’. Artinya, produk-produk khas Bali yang harus lebih banyak go international dengan memanfaatkan market digital. Untuk itu, sangat dibutuhkan pendampingan dan dorongan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan.

“Saya yakin, banyak yang rindu dengan berbagai produk khas Bali. Ubah mindset, kembangkan jiwa entrepreneur,” ajaknya.

Menginjak ke fase transformasi pasca pandemi, Menkop UKM mengingatkan agar Bali jangan 100 persen mengandalkan pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata yang rentan terhadap berbagai isu seperti keamanan dan kesehatan.

Daerah Bali didorong untuk mengoptimalkan pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis sumber daya alam seperti kelautan dan lainnya.

Lebih dari itu, transformasi juga bisa dilakukan pada pengemasan seni dan budaya dalam pertunjukan digital. Namun untuk saat ini, pemulihan pariwisata menjadi prioritas karena sektor ini akan menarik gerbong ekonomi lainnya untuk bangkit dan kembali tumbuh.

Sependapat dengan Menkop UKM, Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menyebut pandemi Covid-19 sebagai momentum yang mengingatkan kembali bahwa pariwisata merupakan sektor yang sangat rapuh dan riskan terhadap berbagai isu, utamanya keamanan dan kesehatan.

“Ketika daerah lain sudah mulai tumbuh positif, kami di Bali masih harus menghadapi kontraksi ekonomi yang berlarut-larut,” ujar Cok Ace.

Kondisi ini menurut Cok Ace, disebabkan besarnya ketergantungan Bali pada pariwisata, dimana 53 persen PDRB Bali bertumpu pada sektor pariwisata Kendati ada sektor UMKM.

Wakil Gubernur Bali yang juga menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali ini menilai perkembangannya belum optimal.

Untuk pengembangan sektor UMKM di Bali, Kata Col Ace, kemampuan memanfaatkan market digital perlu terus ditingkatkan.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dan Ketua GIPI Bali/BTB Ida Bagus Agung Partha Adnyana (Gus Agung) sangat berharap adanya kebijakan spasial untuk pemulihan ekonomi Bali.

Karena tanpa campur tangan dari pemerintah, keduanya berpendapat pemulihan ekonomi Bali akan sangat berat.

Acara diskusi juga diisi penandatangan MoU antara GIPI Bali dengan Indonesia Creative Cities Network (ICCN).

ICCN atau Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia yang diketuai Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UKM Fiki Satari adalah simpul organisasi yang berkomitmen untuk mewujudkan 10 Prinsip Kota Kreatif. (Red-TN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *