TargetNusa.Com, Denpasar – Peerebutan Rektor IKIP PGRI periode 2018-2022 dengan dua Kandidat berlangsung aman, terib dan damai, Kamis, 26 April 2018.
Dalam pertarungan perebutan kedudukan sebagai Rektor IKIP PGRI Bali berjalan sengit, dari dua kandidat calon Rekror IKIP PGRI Bali suara terbanyak, Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum., kembali terpilih dan dipercaya untuk memimpin IKIP PGRI Bali pada 5 tahun kedepan.
Terpilihnya I Made Suarta kembali menjadi Rektor IKIP PGRI Bali, setelah melalui proses pemungutan suara oleh anggota senat yang berjumlah 25 orang. Made Suarta mendapatkan suara terbanyak di bandingkan lawannya Dr. AA Ngurah Adiputra, M.Pd yang hanya mendapat dua suara.
Perolehan suara untuk Made Suarta mencapai 21 suara sedangkan Anak Agung Adi Putra yang hanya mendapatkan 2 suara, dari 25 suara, ada satu suara tidak memberikan hak suaranya karena pencblosannya tidak sah dan 1 suara absen.
Untuk menjadi calon rektor syaratnya cukuplah berat, tidak hanya memiliki gelar,
minimal harus mengabdi 15 tahun di kampus IKIP PGRI Bali dengan pendidikan S3
Menurut I Gusti Arthanegara selaku Ketua Yayasan IKIP PGRI Bali, mengatakan, proses untuk menjadi pemimpin IKIP PGRI Bali dimulai sejak Maret lalu sampai menjelang pemungutan suara, Kamis, 26 April 2018.
Pimpinan IKIP PGRI Bali yang baru harus dapat mewujudkan perubahan lembaga dari Institut menjadi Universitas, perubahan paradigma harus sudah terarah pada Revolusi Industri (RI) 4.0 dan Revolusi Teknologi (RT) 4.0.
Sementara, I Made Suarta rektor terpilih periode 2018-2022 menargetkan, transformasi lembaga dari Institut menjadi universitas akan diwujudkan dalam tahun ini (2018).
Made Suarta mengakui proses untuk menjadi universitas tidaklah mudah, namun disitulah pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan.
IKIP PGRI Bali telah mengajukan prodi baru kata Suarta, diantaranya, Gizi, Farmasi, Teknologi Informasi, Sistem Informasi dan Manajemen Kesehatan.
Lanjut Made Suarta, “untuk menjadi universitas, IKIP PGRI Bali diwajibkan mengakuisisi beberapa lembaga pendidikan yang tidak berkembang. Disitu, dua lembaga pendidikan tinggi telah menyatakan persetujuannya melebur di Kampus IKIP PGRI Bali”, jelas Made Suarta Kamis 26 April 2018.
(han)